Tauhid VS Trinitas (6): Inkarnasi Yang Memulihkan Kembali Seluruh Ciptaan

2:37 AM Ki Badranaya 1 Komentar



Ini adalah bagian terakhir dari seri 'Tauhid VS Trinitas' yang akan semakin memperjalas siapa sesungguhnya yang mengajarkan konsep tauhid serta menentang keras ajaran trinitas.

Dalam tulisan sebelumnya saya sudah menjelaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia sebagai citra Allah, ciptaan yang tertinggi Allah. Namun iblis telah membujuk Adam manusia pertama untuk jatuh ke dalam dosa dan merusak martabat kemanusiaannya sehingga tidak lagi menjadi citra Allah.

Ini kejatuhan yang fatal. Bagaimana manusia dapat menemukan kembali jati dirinya sebagai citra Allah? Ide-ide, konsep, dan pengertian akan citra Allah sudah terlanjur hilang dari kesadaran kemanusiaan dan tidak ada jalan  bagi manusia untuk kembali ke sana.

Satu-satunya jalan untuk memulihkan itu adalah dengan Allah sendiri yang datang kembali dan hidup sebagai manusia untuk mengajarkan pada manusia bagaiimana manusia harus hidup sebagai citra Allah. Tidak ada jalan lain lagi.

Inilah yang terjadi dalam inkarnasi Yesus Kristus Sang Putra Allah yang hadir dan menjalani kehidupan sebagai manusia agar dengan cara itu semua orang yang mengikuti Dia bisa kembali hidup sebagai citra Allah.

Ini seperti yang diperintahkan-Nya dalam Injil:

“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna." (Mat.5:48)

Manusia tidak dapat melihat Bapa di surga, tapi dengan inkarnasi Yesus manusia dapat melihat Bapa dengan melihat Yesus sebagaimana yang dikatakan Yesus sendiri:

"Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa..." (Yoh.14:9)

Jadi dengan percaya Yesus adalah Tuhan, atau dengan kata lain percaya pada Allah Tritunggal, maka terbuka jalan bagi manusia untuk kembali menjadi citra Allah sebagaimana yang dikehendaki Tuhan saat menciptakan manusia.

Bandingkan ini dengan konsep Allah tauhid. Sekiranya Allah tauhid mampu menciptakan manusia sebagai citra Allah, jatuhnya manusia ke dalam dosa yang mengakibatkan manusia kehilangan jatidirinya sebagai citra Allah tak mungkin terpulihkan sama sekali karena tidak ada jalan lagi untu memulihkan kemanusiaan kembali menjadi citra Allah.

Itu sebabnya ajaran Islam yang mengimani konsep Allah tauhid sangat menentang ketuhanan Yesus dan paham trinitas. Islam menjalankan misi 'tuhannya', yaitu iblis, yang tidak ingin manusia kembali menjadi citra Allah.

Rasul Yohanes sudah mengingatkan soal itu:

."..setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah..." (1Yoh.4:3)

Dengan demikian saya dapat memastikan bahwa ajaran Islam TIDAK BERASAL DARI ALLAH. Sebaliknya, Islam sesungguhnya berasal dari iblis yang sama dengan iblis yang dulu membujuk Adam hingga jatuh ke dalam dosa dan kehilangan jati diri sebagai citra Allah. Satu-satunya yang dikehendaki iblis adalah kejatuhan manusia untuk selamanya dari jati dirinya sebagai citra Allah demi melecehkan kemuiaan Tuhan.

1 komentar:

Tauhid VS Trinitas (5): Manusia - Puncak Ciptaan Allah

7:08 PM Ki Badranaya 1 Komentar



Kita akan melihat lebih jauh perbedaan antara Allah Tritunggal dan Allah tauhid dengan memahami rancangan penciptaan. Ini akan membuat perbedaannya menjadi semakin signifikan sehingga kita bisa memahami apa motif yang mendasari adanya konsep Allah tauhid ini.

Allah Tritunggal menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya sebagai ekspresi dari kemuliaan-Nya sendiri. Dan ekspresi kemuliaan Allah yang tertinggi akan diwujudkan pada ciptaan-Nya yang terbaik. Yaitu ciptaan yang menjadi puncak seluruh kemampuan Allah dalam mencipta.

Maka dari itu pada hari terakhir penciptaan, Allah menciptakan manusia yang dibuat menurut gambar dan rupa Allah sendiri.. Tidak ada yang lebih baik dari Allah, maka tidak mungkin bagi Allah membuat ciptaan yang lebih baik dari gambar dan rupa-Nya sendiri. Dengan demikian manusia yang diciptakan sebaai citra-Allah adalah puncak absolut ciptaan Allah dan sekaligus ekspresi kemuliaan Allah yang tertinggi.

Berikutnya Kitab Suci menuliskan demikian:

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kej.1:28)

Sebagai citra Allah, manusia akan menguasai bumi demi mewujudkan kehidupan di bumi seperti di dalam surga sebagai ekspresi dari kemuliaan Tuhan. Itulah rancangan ideal seluruh karya penciptaan dari Allah Tritunggal.

Tapi mengapa rancangan ideal itu kini menjadi kehidupan yang penuh dengan penderitaan, dosa, kejahatan, dan berbagai krisis yang jauh dari gambaran kehidupan seperti di dalam surga?

Semua disebabkan karena iblis yang tidak menghendaki terwujudnya ekspresi kemuliaan Tuhan dalam kehidupan manusia di bumi. Iblis menjebak Adam sehingga terjatuh ke dalam dosa dan kehilangan martabat sebagai citra Allah. Akibat dosa Adam ini seluruh rancangan penciptaan mulai rusak dan akhirnya menjadi seperti yang kita alami saat ini: dunia yang penuh dengan penderitaan, dosa, kejahatan, dan krisis.

Apa yang terjadi saat ini bukanlah ekspresi dari kemuliaan Tuhan yang dirancang semula tetapi akibat dari upaya pembusukan yang dilakukan iblis untuk melecehkan kemuliaan Tuhan. Disinilah kita akan memahami motif dari munculnya konsep Allah tauhid.

Konsep itu muncul sebagai bagian dari rancangan iblis untuk memberikan agama alternatif yang akan menjauhkan manusia dari rancangan penciptaan semula, yaitu sebagai citra Allah yang akan mewujudkan kehidupan di atas bumi seperti di dalam surga.

Itu sebabnya dalam ajaran Islam yang mengimani konsep Allah tauhid, manusia tidak pernah diciptakan sebagai citra Allah, melainkan sebagai hamba sebagaimana yang terungkap dalam ayat Alquran:

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS. 51:56)

Mengatakan manusia yang merupakan ciptaan terbaik hanya diciptakan Tuhan sebagai hamba adalah sebuah penghinaan bagi Tuhan. Bagaimana mungkin ciptaan tertinggi yang dapat diwujudkan Tuhan hanyalah berstatus hamba? Manusia dalam kedudukannya sebagai hamba Tuhan tidak mungkin menjadi ekspresi dari kemuliaan Allah yang tertinggi. Itulah yang dikehendaki oleh iblis.

Bandingkan ini dengan Allah Tritunggal yang menciptakan manusia sebagai citra Allah, ciptaan terbaik yang bukan berstatus hamba melainkan anak, sehingga kita bisa menyebut Tuhan sebagai 'Bapa'. Hanya dalam kedudukan sebagai citra Allah dan anak-anak Allah saja manusia dapat menjadi ekspresi tertinggi dari kemuliaan Tuhan.

Jadi sekarang kita bisa melihat perbedaan kedua konsep ketuhanan ini lebih jelas lagi:

Allah Tritunggal menciptakan manusia sebagai citra Allah yang akan mewujudkan kehidupan di bumi seperti di dalam surga sebagai ekspresi tertinggi dari kemuliaan-Nya. Sementara Allah tauhid justru menjadi anti-tesis dari itu dengan menempatkan manusia hanya sebagai hamba sehingga menjadi pelecehan bagi kemuliaan Tuhan.

Masihkah kita percaya Allah tauhid adalah Allah yang benar?

1 komentar:

Tauhid VS Trinitas (4): Tujuan Allah Mengadakan Ciptaan

11:25 AM Ki Badranaya 0 Komentar


Pada tulisan ini kita akan melihat perbedaan yang signifikan pada konsep tauhid dan trinitas dalam memandang tujuan Allah menciptakan segala sesuatu.

Seperti yang sudah saya jelaskan pada tulisan sebelumnya, Allah Tritunggal sudah hidup dalam kesempurnaan yang kudus dan penuh kasih sebelum adanya ciptaan. Allah telah cukup dengan diri-Nya sendiri dan tidak membutuhkan apapun juga. Maka dari itu ketika Allah menciptakan alam semesta dengan segala isinya, Allah tidak menciptakan semua itu karena Dia membutuhkan ciptaan.

Jika Allah tidak membutuhkan ciptaan, lalu untuk apakah Dia mengadakan ciptaan? Dalam konteks ini kita dapat memahami Allah Tritunggal mengadakan ciptaan sebagai ekspresi dari kemuliaan-Nya sendiri.

Ini dapat dibayangkan seperti seorang pelukis yang membuat sebuah lukisan indah, bukan karena ia membutuhkan lukisan tersebut, melainkan karena ia ingin mengekspresikan rasa seninya. Demikian juga kita dapat memahami Allah Tritunggal menciptakan alam semesta dengan seluruh isinya, baik yang kelihatan maupun tak kelihatan, sebagai ekspresi dari kemuliaan-Nya sendiri.

Berbeda kontras dengan Allah Tritunggal, Allah tauhid yang sendirian sebelum adanya ciptaan perlu menciptakan alam semesta dengan segala isinya demi lepas dari kondisi kesendirian abadi yang mencekam. Ini bukan asumsi spekulatif tapi berdasarkan apa yang diungkapkan dalam ayat Alquran berikut ini:

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS. 51:56)

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Allah tauhid membutuhkan manusia dan jin (malaikat) untuk mengabdi kepada-Nya.

Berdasarkan kedua kenyataan di atas, kita bisa melihat perbedaan mendasar antara Allah Tritunggal yang sempurna, independen, dan tidak membutuhkan ciptaan dengan Allah tauhid yang tidak sempurna dan membutuhkan ciptaan bagi diri-Nya. Cukup dengan memahami perbedaan yang mendasar ini kita sudah bisa mengetahui manakah konsep Allah yang benar. Allah yang benar tentunya tidak membutuhkan apapun dari ciptaan-Nya karena Dia telah cukup bagi Diri-Nya sendiri.

0 komentar:

Islam is a BIG LIE

11:21 AM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Tauhid VS Trinitas (3): Allah Sebelum Adanya Ciptaan

7:30 AM Ki Badranaya 0 Komentar



Ketika kita berbicara, atau berdebat, soal Allah Tritunggal maka yang sering terjadi adalah para pendukung paham trinitas berada pada posisi defensif dengan berupaya menjelaskan konsep trinitas.

Memang menjelaskan definisi trinitas dengan berbagai cara tentu baik dan tidak ada salahnya. Namun seringkali kurang berhasil karena bagaimanapun akal budi manusia memiliki keterbatasan yang tidak mampu sepenuhnya memahami realitas Allah sebagaimana Allah memahami Diri-Nya sendiri. Akan selalu ada bagian yang tetap menjadi misteri bagi manusia dan harus diterima dalam iman.

Jika sudah sampai pada batas misteri iman, lalu bagaimana orang lain yang tidak mengimani Allah Tritunggal dapat memahaminya? Tentu ini jalan buntu.

Kita dapat menggunakan cara lain tanpa harus terjebak memberikan definisi Tritunggal secara sepihak. Misalnya saja dengan melihat konsep ketuhanan dalam relasinya dengan ciptaan. Kita bisa membandingkan bagaimanakah konsep trinitas dan konsep tauhid (unitarian) dalam relasinya dengan ciptaan? Dari sini akan dengan mudah terlihat superioritas konsep trinitas dibandingkan dengan konsep tauhid sehingga menempatkan konsep trinitas sebagai konsep ketuhanan yang lebih benar ketimbang konsep tauhid.

Saya akan ambil contoh yang cukup ekstrim, yaitu bagaimanakah Allah ketika Ia belum menciptakan segala sesuatu?

Dalam kondisi ini Allah Tritunggal hidup dalam kasih yang sempurna: Bapa mengasihi Putra dan Roh Kudus, Putra mengasihi Bapa dan Roh Kudus, dan Roh Kudus mengasihi Bapa dan Putra. Dengan demikian kasih yang sempurna sudah melekat pada jati diri Allah Tritunggal sejak keabadian. Allah Tritunggal telah berada dalam kehidupan yang kudus dan sempurna tanpa kekurangan apapun sejak semula. Dengan demikian Allah Tritunggal telah tercukupi pada Diri-Nya sendiri dan tidak membutuhkan ciptaan.

Lalu bagaimana dengan konsep tauhid?

Allah tauhid sebelum adanya ciptaan sudah pasti hidup sendiri tanpa apapun. Allah tauhid adalah Allah yang kesepian. Allah seperti ini sebelum adanya ciptaan tidak dapat dikatakan sebagai Allah Yang Maha Pengasih Dan Penyayang karena tidak ada apapun yang dicintai oleh Allah tauhid selain diri-Nya sendiri.

Jadi dengan melihat bagaimanakah Allah sebelum Dia menciptakan segala sesuatu kita dapat melihat dengan jelas bahwa Allah Tritunggal adalah jati diri Allah yang sesungguhnya. Konsep trinitas memungkinkan kita memahami Allah sebagai Maha Kasih dan Maha Sempurna sejak sebelum adanya ciptaan.

Sebaliknya Allah tauhid bukanlah jati diri Allah yang sesungguhnya karena sebelum adanya ciptaan Allah tauhid hidup kesepian tanpa kasih (selain cinta diri), atau dengan kata lain Allah tauhid tidak memiliki kehidupan yang sempurna dalam diri-Nya sendiri..

0 komentar:

Tauhid VS Trinitas (2): Kemunduran Dalam Konsep Tauhid

8:01 PM Ki Badranaya 0 Komentar



Tauhid sebenarnya adalah istilah yang digunakan oleh kaum muslim untuk menyebut keesaan Tuhan. Namun karena keesaan Tuhan yang mereka maksudkan adalah satu pribadi ilahi, maka istilah tersebut akan saya gunakan untuk merujuk paham unitarian. Hal ini untuk membedakan konsep tersebut dengan keesaan Tuhan yang dipahami orang Kristen (tritarian).

Banyak orang yang beranggapan bahwa ketuhanan versi tauhid adalah konsep ketuhanan yang asli sebagaimana dipahami oleh para nabi Yahudi. Ini keliru karena kitab-kitab Perjanjian lama tidak menegaskan pembatasan keesaan Tuhan pada satu pribadi ilahi. Bahkan dalam Kitab Kejadian dengan cukup jelas digambarkan Tuhan bukanlah satu pribadi:

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (Kej.1:26)

Siapakah 'Kita' dalam ayat tersebut jika bukan Allah Tritunggal?

Meskipun demikian memang realitas Tritunggal juga tidak didefinisikan secara jelas dalam kitab-kitab Perjanjian Lama karena kondisinya belum memungkinkan untuk itu. Ajaran mengenai Allah Tritunggal baru dapat dinyatakan sebagai kebenaran melalui inkarnasi Yesus, Sang Putra Allah.

Dengan memahami ini maka konsep trinitas bukanlah penyimpangan dari paham ketuhanan dalam Perjanjian Lama, melainkan pengungkapan paham ketuhanan yang lebih dalam dari apa yang telah diimani oleh para nabi. Konsep trinitas tidak pernah bertentangan dengan keesaan Tuhan Perjanjian Lama. Pemahaman ketuhanan dalam konsep trinitas ini diperlukan untuk memahami seluruh ajaran Yesus secara utuh. Tanpa memahami ketuhanan Yesus, banyak ajaran-Nya yang menjadi tidak masuk akal. Misalnya saja salah satunya adalah panggilan menuju kesempurnaan:

"Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna" (Mat.5:48)

Panggilan untuk menjadi sempurna seperti Tuhan adalah batas tuntutan tertinggi yang mungkin diberikan kepada manusia. Tidak mungkin ada lagi tuntutan yang lebih tinggi dari ini. Jika Yesus bukan Tuhan maka tuntutan untuk menjadi sempurna seperti Tuhan tidak mungkin dilaksanakan karena tidak ada satupun manusia yang bisa mengajarkan seperti apakah Bapa di surga itu. Tapi Yesus tahu persis seperti apa Bapa di surga:
"Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yoh.14:9)

Ini hanya masuk akal jika Yesus sehakikat dengan Bapa. Jadi hanya dengan memahami Yesus sebagai Tuhan maka tuntutan untuk menjadi sempurna seperti Tuhan menjadi sangat masuk akal dan dapat dilaksanakan. Selanjutnya, mempercayai Yesus sebagai Tuhan hanya dimungkinkan jika manusia mempercayai Tuhan dalam konsep trinitas, bukan tauhid.

Islam yang muncul enam abad setelah Yesus, dengan tegas menolak konsep trinitas dan menyatakan Tuhan tidak hanya satu esensi ketuhanan tetapi juga satu pribadi ilahi. Jika kita melihat secara kronologis, memang tampaknya Islam adalah ajaran yang lebih baru. Tapi jika kita melihat pada esensi ajarannya maka ajaran Islam adalah sebuah kemunduran jauh ke belakang dari apa yang telah diungkapkan dalam kristianitas.

Konsep Allah Tritunggal yang memungkinkan manusia memahami ajaran Tuhan dalam tingkat yang terdalam ingin dihilangkan oleh Islam, dan manusia diajak untuk mundur jauh ke belakang. Manusia diajak kembali pada ajaran-ajaran sederhana yang tidak memungkinkan manusia untuk mencapai kesempurnaan atau keselamatan.

Logikanya, jika dengan konsep trinitas Tuhan Yesus menuntut dan juga mengajarkan manusia untuk menjadi sempurna seperti Tuhan sebagai tujuan akhir, maka paham tauhid tidak memungkinkan manusia untuk mencapai tujuan itu.

Bayangkan anda harus pergi ke Jakarta, tapi anda diberikan sebuah peta yang hanya sampai ke Bogor. Meskipun arahnya terlihat sama, dengan mengikuti peta itu anda tidak mungkin sampai ke Jakarta. Kita sebut apa peta tersebut kalau bukan peta yang menyesatkan?

0 komentar:

Tauhid VS Trinitas (1) - Konsep Ketuhanan Dan Model Matematika

1:27 PM Ki Badranaya 0 Komentar



Kaum muslim selalu memiliki persepsi yang keliru tentang Allah Tritunggal yang dipercaya orang Kristen. Mereka menganggap bahwa kepercayaan trinitas adalah menyembah tiga Tuhan, atau triteis. Mereka tidak bisa memahami bahwa Allah Tritunggal adalah Allah yang esa, satu esensi ketuhanan dengan tiga pribadi ilahi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Kesalahpahaman ini tidak lepas dari kesesatan berpikir Muhamad, nabi Islam, yang sebelumnya dibesarkan dalam tradisi pagan di jazirah Arab. Dalam perkenalannya dengan orang-orang bidaah Kristen yang ada di wilayah Arab, Muhamad mulai tertarik pada paham monoteisme. Namun dalam kedangkalan cara berpikirnya dan pengaruh ajaran-ajaran bidaah kristen, ia tidak dapat menerima konsep Allah Tritunggal. Baginya, keesaan Tuhan hanya berarti satu pribadi ilahi pencipta alam semesta yang layak disembah.

Doktrin ketuhanan yang sederhana namun menyesatkan ini kemudian diteruskan oleh para pengikutnya hingga hari ini. Mereka selalu meganggap bahwa Allah tauhid (unitarian) adalah konsep yang benar dan dapat diterima oleh akal sehat. Sementara konsep Allah Tritunggal adalah paham yang sesat dan bertentangan dengan akal sehat. Kaum muslim selalu menggunakan model matematika sederhana untuk membuktikan kesesatan konsep trinitas, 1 + 1 + 1 adalah 3, bukan 1. Demikianlah argumen yang sering mereka gunakan...

Tapi benarkah model matematika itu membuktikan kesesatan paham trinitas?

Jawabannya adalah YA, jika yang digunakan adalah model matematika sederhana sebagaimana yang dipahami oleh anak SD. Semua anak SD pasti akan mengatakan 1 + 1 + 1 = 3, bukan yang lain. Sayangnya kaum muslim lupa bahwa keesaan Tuhan tidaklah sesederhana model matematika SD.

Jika ingin menjelaskan konsep ketuhanan melalui model matematika, seharusnya kaum muslim membuka wawasannya dengan model matematika yang lebih lanjut. Dengan cara itu mereka akan tahu bahwa 1 + 1 + 1 tidak harus 3:

1 + 1 + 1 bisa sama dengan 11 jika yang dimaksud adalah operasi matematika biner.
1 + 1 + 1 bisa sama dengan 1 jika yang dimaksud adalah operasi logika....

Dengan menyadari ini maka konsep ketuhanan trinitas (1 + 1 + 1 = 1) sama sekali tidak bertentangan dengan logika dan akal sehat. Masalahnya bukan terletak pada konsep ketuhanannya, tapi pada cara berpikir muslim yang terlalu dangkal sehingga tidak mampu memahami konsep ketuhanan yang lebih dalam. Kedangkalan cara berpikir ini yang membuat mereka tersesat.

0 komentar:

Wafa Sultan - Syria

11:26 AM Ki Badranaya 0 Komentar






0 komentar:

Kartun Islami (16)

11:17 AM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Kartun Islami (15)

11:13 AM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Kartun Islami (14)

11:10 AM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Kartun Islami (13)

10:47 AM Ki Badranaya 0 Komentar


Ini adalah pemenang lomba menggambar kartun Muhamad
3 Mei 2015 - Garland, Texas



0 komentar:

Kartun Islami (12)

10:42 AM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Kartun Islami (11)

10:37 AM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Walid Shoebat - Eks Teroris Palestina (PLO)

8:26 AM Ki Badranaya 0 Komentar




0 komentar:

Pagan Sesungguhnya - Pengkultusan Batu Hitam

10:34 PM Ki Badranaya 0 Komentar



Biasanya orang Islam paling senang meng-kafirkan orang-orang Katolik yang berdoa di hadapan salib Tuhan Yesus, atau Bunda Maria. Dengan gampangnya mereka menyamakan tindakan itu sebagai penyembahan berhala.

Mereka lupa bahwa tidak ada satu orang Katolikpun yang berdoa kepada patung, entah itu salib atau patung orang-orang kudus. Orang Katolik berdoa kepada Tuhan yang dilambangkan oleh salib, atau kepada orang-orang kudus yang digambarkan oleh patung-patungnya.

Sebaliknya orang-orang Islam justru melakukan ritual pagan yang sesungguhnya setiap kali mereka pergi haji ke Mekah. Batu hitam, atau Hajar Aswad, tidak lebih hanyalah sisa-sisa meteorit yang jatuh ke bumi dan dijadikan sesembahan oleh kaum pagan di Arab. Muhamad dan orang tuanya adalah termasuk kaum pagan penyembah batu hitam ini sehingga tidak heran jika Muhamad sering melakukan ritual mencium batu hitam dengan penuh rasa hormat sebelum ia beralih ke monotheis.

Setelah Muhamad menjadi seorang monotheis yang menentang paganisme dan mengangkat dirinya menjadi nabi, ritual pagan tersebut tetap dilakukan. Muhamad terlanjur terjebak pada mitos yang dibuatnya sendiri bahwa ia seorang utusan Allah dan utusan Allah tidak mungkin seorang penyembah berhala! Siapa yang akan percaya pada seorang nabi bekas penyembah berhala????

Maka dibuatnya sebuah mitos baru bahwa batu Hajar Aswad adalah batu yang jatuh dari surga yang dapat menghapus dosa manusia. Herannya orang muslim yang berintelektualitas tinggi bisa percaya juga pada mitos tidak masuk akal ini! Akibatnya, sampai hari ini semua muslim menghambur-hamburkan uang begitu banyak hanya untuk pergi ke Mekah dan mencium batu sesembahan orang-orang pagan di jaman sebelum Muhamad.

Tanpa mereka sadari, orang Islam telah mengkultuskan sebuah batu hitam dan menghormatinya demi batu itu sendiri, bukan demi apa yang dilambangkannya. Kaum muslim adalah pagan dalam arti yang sesungguhnya.

0 komentar:

Kartun Islami (10)

2:59 PM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Kartun Islami (9)

2:41 PM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Kartun Islami (8)

2:34 PM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Kartun Islami (7)

2:33 PM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Kartun Islami (6)

2:32 PM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Kartun Islami (5)

2:06 PM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Kartun Islami (4)

2:05 PM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Kartun Islami (3)

2:01 PM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Kartun Islami (2)

1:49 PM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Kartun Islami (1)

1:39 PM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Saefudin Ibrahim - Mantan Guru Alquran Ponpes Al Zaitun

11:35 AM Ki Badranaya 0 Komentar






0 komentar:

Mario Joseph - India, Mantan Imam

11:32 AM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Al Fadi - Arab Saudi

11:29 AM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Kamal Saleem - Lebanon

10:56 AM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Dr. Nabeel Qureshi - Pakistan

10:51 AM Ki Badranaya 0 Komentar


0 komentar:

Mosab Hassan Yousef - The Green Prince, Anak Sulung Pendiri HAMAS

10:46 AM Ki Badranaya 0 Komentar




0 komentar: