Showing posts with label terorisme islam. Show all posts

Video: Islam Dan Akal Sehat #12a - Islam, Sebuah Kultur Keatian Sempurna



Transkrip:

We love death more than you love life... kami mencintai kematian lebih dari kalian mencintai kehidupan....

Itulah kredo yang diteriakkan para teroris islam... mulai dari teroris chehnya, hamas, alqaeda, hingga isis...

Kredo ini berasal dari semangat yang sama. Dan kesamaan yang mempersatukan mereka cuma satu: ISLAM!

Bagi sebagian muslim slogan ini pasti terdengar sebagai semboyan yang begitu membakar semangat mereka untuk berjuang secara total, bahkan hingga mengorbankan nyawa bagi allah, dalam jihad!

Tapi kalau kita mau melepaskan semangat retorika yang emosional dan mulai menggunakan akal sehat...  semboyan itu tidak lain adalah ekspresi kebencian terhadap kehidupan dan sekaligus kecintaan terhadap kematian! Atau dengan kata lain semboyan tersebut merupakan sebuah ungkapan dari kultur kematian...

Lalu apa hubungan islam dengan kultur kematian???

Ternyata sangat erat!!!

Suka atau tidak suka, kultur kematian memang berakar kuat pada ajaran Islam, terutama dari ayat-ayat Alquran sendiri. Tidak dapat disangkal, ada banyak sekali ayat-ayat di alquran yang mengajarkan kebencian pada golongan lain, menganjurkan tindakan kekerasan, bahkan ajakan untuk membunuh atau terbunuh dalam jihad dengan janji mendapatkan surga yang penuh kenikmatan seks ...!

Tiga hal ini:

Semangat kebencian, ajaran kekerasan, dan tawaran surga bagi yang melakukannya... adalah elemen-elemen penting yang membentuk sebuah kultur kematian sempurna dalam islam!

Pada topik ini saya akan mencoba melihat akar permasalahan dari kultur kematian islam ini dan akan membahas dua penyebab paling penting dalam ajaran islam yang telah membentuk islam sebagai sebuah kultur kematian yang sempurna!

1. Kegagalan islam menghargai kehidupan
2. Gambaran tuhan yang mencintai kekerasan dan kematian

Agar mudah dipahami, saya akan membaginya dalam dua video...

Kita mulai dengan yang pertama, kegagalan islam menghargai kehidupan...

Sangat ironis bahwa ditengah mitosnya sebagai agama yang sempurna sebagaimana diyakini muslim, islam justru tidak mengajarkan apa-apa tentang esensi kehidupan!

Islam tidak melihat kehidupan di dunia ini sebagai sesuatu yang berharga dan layak diperjuangkan. Islam melihat kehidupan di dunia ini hanyalah tempat atau sarana untuk menjalani ujian demi mendapatkan kehidupan abadi di surga (Q11:7).

Dalam cara pandang yang seperti ini, segala perintah dan larangan yang diberikan tuhan bagi manusia bukanlah untuk membuat kehidupan di dunia menjadi lebih baik melainkan semata-mata sebagai materi ujian yang harus dijalani demi mendapatkan surga.

Jadi yang penting dalam islam adalah menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan untuk memperoleh ganjaran surga sesuai dengan perhitungan pahala dan dosa selama hidup di dunia.... tidak lebih. Sebaliknya, kehidupan di dunia yang dijalani saat ini sama sekali tidak penting dan tidak berharga....

Akibatnya islam tidak memiliki gagasan / konsep untuk membangun peradaban di dunia menjadi lebih baik... Karena kehidupan dunia hanyalah sarana untuk menjalani ujian, untuk apa repot-repot membangunnya???? Tidak heran yang menjadi visi peradaban islam adalah penerapan syariah islam di seluruh dunia, bukan membangun peradaban dunia yang lebih baik....

Begitulah logika berpikir muslim....

Maka dimanapun islam menguasai peradaban, yang terjadi adalah kemunduran dan kehancuran... cepat ataupun lambat!

Lalu bagaimana dengan mitos jaman keemasan islam yang banyak dibanggakan muslim sebagai jaman perkembangan ilmu pengetahuan????

Mari kita gunakan akal sehat dan lupakan mitos-mitos serta propaganda palsu....!

Sesungguhnya jaman keemasan islam yang berlangsung dari abad ke 8 hingga 13 Masehi tidak seperti yang dibayangkan sebagian besar muslim, bahwa pada masa itu peradaban islam berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan di berbagai bidang!

Sama sekali tidak seperti itu!

Muslim arab adalah manusia-manusia padang pasir yang lebih tertarik untuk berperang dan mendapatkan budak-budak seks ketimbang memperoleh ilmu pengetahuan.. Bagaimana mungkin orang-orang seperti itu secara tiba-tiba mampu mengembangkan dunia intelektual yang luar biasa dan menghasilkan kebaikan demi kehidupan???

Akal sehat akan mengatakan tidak mungkin.... dan memang bukan itu yang terjadi! Ada faktor lain yang bukan berasal dari islam!!!

Apa yang terjadi pada masa itu adalah eksploitasi kekayaan peradaban kristen akibat keberhasilan islam menguasai wilayah-wilayah kristen di Timur Tengah dan sebagian Eropa. 

Yang dilakukan muslim saat menguasai pusat-pusat kekristenan adalah memaksa para intelektual kristen di wilayah itu untuk menjadi muslim. Selanjutnya, para mualaf intelektual ini diperintahkan untuk menterjemahkan serta mengajarkan berbagai naskah penting yang tersimpan dalam perpustakaan dan biara-biara kristen demi kepentingan islam, terutama kepentingan militer untuk penyebaran islam melalui jihad!

Jadi sesungguhnya Islam tidak menghasilkan apa-apa dari hasil pemikiran dan budayanya sendiri... yang dilakukan islam hanyalah membajak dan mengeksploitasi kekayaan ilmu pengetahuan yang sudah dihasilkan oleh kekristenan selama berabad-abad sebelumnya!

Sementara itu akibat penguasaan wilayah-wilayah kekristenan di Timur Tengah, perdagangan papirus yang menjadi bahan baku utama penulisan naskah-naskah intelektual di dunia Barat pada masa itu praktis terhenti. Tidak ada lagi papirus yang diekspor ke Eropa... Kondisi ini sangat memukul perkembangan dunia intelektual di kekristenan Barat dalam waktu yang cukup lama. Praktis perkembangan dunia intelektual di kekristenan Barat pada masa itu mengalami kemunduran.

Masa-masa sulit tersebut kemudian dikenal sebagai jaman kegelapan,yang secara salah sering dituding sebagai bukti bahwa Gereja telah menghambat perkembangan ilmu pengetahuan. Padahal, seperti yang dikatakan oleh Dr. Bill Warner, pendiri Center for The Studies of Political Islam, serbuan jihad islam adalah penyebab sesungguhnya dari jaman kegelapan di Eropa!

Dan ironisnya, islam tidak punya kemampuan dalam dirinya sendiri untuk membangun peradaban... Akibatnya mereka tidak dapat mengembangkan lebih lanjut kekayaan intelektual dan budaya yang sudah mereka rampas dari dunia kristen!

Hanya beberapa abad setelah islam berhasil mengeksploitasi habis harta intelektual kekristenan, islam segera mengalami kemunduran dan tidak pernah bangkit lagi.... itulah faktanya!

Untuk memahami itu, lihatlah apa yang terjadi di jaman sekarang!
Mungkin dengan semangat propaganda dan mitos palsu yang sama, 500 tahun lagi orang akan menyebut abad ke 21 sebagai abad kejayaan islam yang kedua karena islam menguasai banyak aspek kehidupan... mulai dari klub-klub sepakbola...bank-bank raksasa... hingga media-media pers..media-media sosial...bahkan juga berbagai universitas terkemuka. Benarkah demikian? Sama sekali tidak! Muslim hanya membeli itu semua dengan kekuatan finansial raksasa yang didapat dari minyak, tidak lebih! Sama seperti dulu, mereka tidak pernah membangunnya!

Muslim itu seperti belalang yang menyerbu dan menghabiskan tanaman di ladang-ladang pertanian. Setelah tanaman habis tak tersisa, merekapun akan kelaparan dan mati dengan menyisakan ladang-ladang yang rusak tanpa tanaman.... Mereka hanyalah hama perusak yang hanya mengeksploitasi habis tanaman yang ada tanpa mampu mengembangkan dan merawat tanaman-tanaman tersebut untuk menghasilkan buah!

Islam tidak memiliki kemampuan untuk membangun peradaban karena tidak memiliki ajaran yang menghargai atau  mencintai kehidupan...

Jika manusia tidak mencintai kehidupan, maka tidak ada pula keinginan untuk menjadikan peradaban dan kehidupan di dunia ini menjadi lebih baik.

Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, islam melihat kehidupan di dunia ini hanya sebagai sarana ujian untuk meraih surga (Q11:7)... Akibatnya islam tidak memiliki kesadaran untuk mencintai kehidupan di dunia dan membangunnya agar menjadi lebih baik... 

Akibatnya cukup fatal!

Karena tidak adanya konsep untuk mencintai kehidupan maka yangtersisa pada kaum muslim adalah kebencian terhadap kehidupan dan kecenderungan idiot untuk menghancurkannya. Itu sebabnya para teroris muslim menyatakan dengan bangga bahwa mereka mencintai kematian lebih dari kehidupan! Betul-betul idiot!!!

Dengan demikian berdasarkan pengakuan muslim sendiri, islam adalah sebuah kultur kematian yang hanya akan menghasilkan kehancuran peradaban manusia, entah cepat atau lambat....

Fenomena bom bunuh diri yang khas muslim adalah ekspresi paling ekstrim betapa tidak berharganya kehidupan di mata muslim! Mereka bukan hanya tidak mencintai kehidupan orang lain, tapi juga kehidupan mereka sendiri! Ini suatu bukti yang tidak bisa dibantah....

Mari kita bandingkan dengan kekristenan!

Dalam Kitab Suci dikatakan bahwa setelah Tuhan menciptaan dunia dan seluruh isinya, Tuhan melihat semua yang diciptakan-Nya adalah sungguh amat BAIK..(Kej.1:31)

Kemudian di bagian lain dari kitab yang sama tertulis...

TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu (Kej. 2:15)

Kedua ayat tersebut memberikan sebuah prinsip amat penting yang mengajarkan manusia untuk menghargai kehidupan di dunia karena di mata Tuhan kehidupan yang telah diciptakan-Nya itu sungguh amat baik.... Tidak hanya sebatas menghargai kehidupan, manusia juga bertugas merawat dan memelihara kehidupan dunia yang sudah diciptakan Tuhan dengan amat baik ini agar terjaga kebaikannya dan terus menghasilkan buah!

Demikianlah dalam ajaran kristen manusia diajarkan untuk mencintai kehidupan dan membangun peradaban di muka bumi ini dengan sebaik-baiknya, bukan menjadi manusia dengan mentalitas belalang yang hanya bisa merusak dan menghabiskan apa yang tersedia demi janji surga yang palsu!

Inilah salah satu prinsip penting yang membedakan ajaran Kristen dan islam... bedanya seperti langit dan bumi...


Jadi dapat disimpukan bahwa salah satu alasan penting munculnya kultur kematian dalam islam adalah karena islam tidak mengajarkan manusia untuk menghargai dan mencintai kehidupan!

Lalu timbul pertanyaan... mengapa dalam islam tidak diajarkan untuk menghargai kehidupan?

Itu ...karena islam tidak mengenal Allah sehingga islam juga tidak tahu untuk apa Allah menciptakan kehidupan! Ketidaktahuan islam tentang makna kehidupan ini yang akhirnya membuat muslim membenci kehidupan dan terjebak dalam kultur kematian...

Tidak percaya???

Lihatlah apa yang dikatakan ulama paling dibanggakan muslim di seluruh dunia, Dr. Zakir Naik, ketika menjawab pertanyaan mengapa Allah menciptakan dunia serta isinya...

Katanya... Allah adalah pencipta maka dia harus mencipta??? Ini pernyataan yang salah, menyesatkan, dan sekaligus menggelikan!

Memangnya siapa atau apa yang mengharuskan Allah mencipta???

Jika allah diharuskan untuk mencipta, maka itu berarti dia tidak punya kebebasan. Dan allah yang tidak punya kebebasan bukanlah Tuhan yang sesungguhnya!

Ternyata seorang Zakir Naik sekalipun juga tidak tahu mengapa Tuhan menciptakan kehidupan. Jika Zakir Naik saja tidak dapat menjawab pertanyaan penting tentang kehidupan, entah bagaimana pula ulama-ulama islam lainnya.... Tapi itu wajar, karena memang islam tidak mengajarkan manusia untuk mengenal Tuhan dan memahami esensi kehidupan... 

Nah, jika pertanyaan yang sama diajukan kepada orang kristen... mereka akan menjawab dengan mudah...

Allah yang serba tercukupi dalam Diri-Nya telah menciptakan kehidupan ini dalam kehendak bebas-Nya sendiri dengan tujuan untuk menjadikan seluruh ciptaan sebagai ekspresi dari kemuliaan-Nya!

Dalam video sebelumnya saya menganalogikan ini seperti seorang pelukis yang mapan namun tetap berkarya melukis, bukan karena ia membutuhkan lukisan atau ia harus melukis, namun karena ia ingin mengekspresikan rasa seninya dalam kebebasan.

Dan gagasan tentang manusia yang diciptakan demi ekspresi kemuliaan Tuhan juga tertulis dalam Kitab Yesaya...

"Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi, semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!" (Yes:43:6-7)

Demikianlah Tuhan menciptakan seluruh kehidupan dengan manusia sebagai puncak ciptaan-Nya bukan karena Ia membutuhkan ciptaan atau Ia HARUS mencipta seperti kata Dr. Zakir Naik, tapi karena Tuhan ingin mengekspresikan kemuliaan-Nya dalam ciptaan menurut kehendak bebas-Nya sendiri!

Saudara-saudaraku kaum muslim... sekarang pikirkan baik-baik..

Manakah yang kalian pilih... agama yang mengajarkan manusia untuk mencintai kehidupan dan membangun peradaban yang lebih baik demi kemuliaan Tuhan ataukah agama yang bahkan tidak mampu mengajarkan makna kehidupan sehingga menghasilkan manusia-manusia pembenci kehidupan dan penghancur peradaban...??

Jangan lupa gunakan akal sehat untuk menjawab pertanyaan tersebut...



Video: Islam Dan Akal Sehat #6 - Dua Wajah Islam Dan Mitos Agama Damai



Dalam video ini, akar terorisme dalam Islam dibongkar!
Setelah menonton video ini tak akan ada lagi orang yang berani mengatakan Islam adalah agama damai!

Transkrip:

Nyaris setiap kali ada tindakan terorisme yang melibatkan pelaku muslim kita selalu mendengar para tokoh masyarakat, entah itu ulama atau pejabat pemerintah sibuk mengatakan terorisme tidak ada hubungannya dengan Islam dan Islam adalah agama damai. Ini selalu diungkapkan berulang-ulang seperti iklan layanan masyarakat...

Sebaliknya, setiap kali teroris tertangkap dan diadili, mereka juga selalu meyakini apa yang dilakukan adalah berdasarkan ajaran Islam!

Jadi mana yang benar? Islam mengajarkan damai.. atau Islam mengajarkan terorisme? Islam menurut versi ulama moderat dan politisi.. atau Islam menurut versi ulama radikal dan teroris?

Untuk memahami ini kita perlu mengacu pada Islam itu sendiri, bukan mendengarkan propaganda tentang Islam....Dan untuk itu kita perlu mengetahui bagaimana Islam terbentuk pada mulanya, bukan mendengarkan tafsiran politikus, ulama, atau teroris.

Islam pada saat Muhamad membentuknya adalah Islam yang sesungguhnya, itu adalah bentuk Islam yang orisinil, sudah final dan sempurna! Maka Islam itulah yang akan menjadi acuan obyektif kita.

Islam memiliki dua periode dalam pembentukannya, yaitu periode Mekah dan periode Madinah. 

Seperti kebanyakan orang di Mekah pada masa itu, Muhamad adalah seorang pagan penyembah berhala. Setelah menerima wahyu yang ia percaya berasal dari malaikat Gabriel (atau Jibril), Muhamad mulai mengajarkan wahyu tersebut pada orang-orang di Mekah.

Kondisi masyarakat Mekah di saat Muhamad memulai misinya sebagai nabi, sangat plural. Kabah yang merupakan tempat penyembahan berhala pada saat itu berisi lebih dari 300 jenis patung berhala, termasuk Hajar Aswad yang disembah oleh Muhamad dan keluarganya.

Sementara itu keadaan Muhamad yang tidak memiliki kekuasaan politik membuat Muhamad menjadi orang yang sangat toleran terhadap berbagai perbedaan agama yang ada pada masa itu... Pada periode inilah ayat-ayat Alquran seperti "Bagimu agamamu, bagiku agamaku...", "tidak ada pemaksaan dalam agama"..dan lain-lain muncul. Inilah wajah islam yang damai dan ramah....!

Ironisnya, selama 13 tahun upayanya mengajarkan Islam sebagai agama yang menurutnya adalah penerus tradisi monotheis Abraham, Muhamad hanya memperoleh sekitar 150 orang pengikut. Berarti pengikutnya hanya bertambah kurang lebih 11 orang pertahun. Ini jumlah yang sangat sedikit.... Bisa dikatakan upayanya menyebarkan Islam di Mekah adalah suatu kegagalan!


Tetapi keadaan menjadi berubah drastis setelah Muhamad pindah atau hijrah ke Yathrib, sebuah kota yang dikuasai oleh beberapa suku Yahudi. Pada periode ini Muhamad mengubah taktiknya dengan mulai memanfaatkan strategi politik dan kekerasan secara agresif.

Islam yang semula religius berubah menjadi ideologis dan terobsesi pada upaya untuk merebut kekuasaan. Dari status awal sebagai pengungsi, Muhamad terus menarik banyak pengikut dengan strategi barunya dan akhirnya ia berhasil menguasai Yathrib dengan menindas serta memusnahkan orang-orang Yahudi yang menguasai kota itu sebelumnya. Muhamad kemudian mengubah nama kota itu menjadi Madinah.

Pada periode Medinah inilah muncul ayat-ayat pedang seperti Q9:5 yang berbunyi...Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin (atau non-muslim) itu dimana saja kamu jumpai mereka...... dan banyak lagi ayat-ayat lainnya yang menginspirasi sebagian umat muslim untuk melancarkan jihad.

Yang harus dipahami, dan ini sangat penting, ayat-ayat pedang yang turun di Madinah ini menggantikan atau meng-abrogasi ayat-ayat toleran dan damai yang sebelumnya turun di Mekah! Meskipun demikian ayat-ayat periode Mekah ini tidak dihilangkan, ayat-ayat tersebut tetap ada di dalam Alquran dan tercampur diantara ayat-ayat pedang dengan urutan yang tidak kronologis.....

Secara statistik, Islam dengan semangat dominasi dan jihad versi Madinah ini adalah Islam yang sukses. Pada periode ini Muhamad berhasil meraih 100 ribu pengikut dalam waktu 10 tahun! Dan pada akhir hidupnya seluruh jazirah Arab mutlak dikuasai Islam. Bandingkan ini dengan 13 tahun periode Mekah dimana Muhamad hanya mampu meraih pengikut sebanyak 150 orang!

Bisa dikatakan periode Madinah adalah wajah Islam yang sesungguhnya, yaitu Islam yang ideologis, haus kekuasaan, tidak toleran, dan siap melakukan kekerasan untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya, periode Mekah adalah wajah Islam pecundang atau Islam yang gagal. Itu sebabnya kalender Islam yang menandai awal peradaban Islam tidak dimulai di Mekah, tapi dimulai saat Muhamad hijrah ke Madinah.

Dan untuk mengubur dalam-dalam kenangan buruk kegagalan Islam di Mekah, Muhamad merebut kembali ke kota tersebut dengan pasukan jihadnya dan menjadikan Mekah sebagai kota apartheid paling ekstrim di dunia sampai hari ini!

Nah, apa yang bisa kita simpulkan dari realita sejarah pembentukan Islam ini?

Ada dua kesimpulan penting yang bisa kita tarik...

Yang pertama, Islam adalah agama dengan dua wajah: agama damai kalau yang kita maksud adalah periode Mekah dan agama ideologis yang penuh kekerasan jika yang dimaksud adalah periode Madinah!

Yang kedua dan terpenting, Islam yang sesungguhnya adalah Islam Madinah! Itulah Islam yang sukses dan secara resmi peradaban Islam memang dimulai pada Islam Madinah, bukan Islam Mekah. Disinilah kekuatan dan jatidiri Islam yang sesungguhnya dibangun serta disempurnakan. Dengan demikian Islam bukan hanya ajaran religius seperti pada periode Mekah tapi terutama adalah kekuatan ideologis yang terobsesi untuk mendominasi dunia dan siap melakukan kekerasan jika itu perlu...

Melihat karakter Islam Madinah yang ideologis dan haus kekuasaan, bisa kita simpulkan bahwa kaum muslim akan terus berjuang dengan berbagai cara tanpa henti sampai seluruh dunia jatuh ke dalam dominasi mereka dan menerima syariah Islam, baik sebagai muslim maupun sebagai dhimmi (non-muslim yag tunduk pada syariah dengan membayar jizya, semacam pajak preman). Tujuannya adalah mewujudkan ketaatan seluruh umat manusia pada Allah. Itu tidak lain adalah peradaban yang totaliter dan memperbudak kemanusiaan... itulah hasil akhir dari visi peradaban Islam!

Dengan semangat totaliter ini tidak berlebihan jika Islam disebut juga sebagai komunisme yang bertuhan.

Disinilah ayat-ayat Alquran periode Mekah dibutuhkan sebagai bagian dari strategi Islam untuk mendominasi dunia. Islam periode Mekah yang damai dan toleran digunakan sebagai alat propaganda dan langkah awal. Siapapun yang punya hati nurani tentu tidak menyukai ajaran agama yang penuh kekerasan. Maka untuk menarik pengikut saat kaum muslim tidak memiliki kekuatan pemaksa atau tidak dapat menerapkan Islam ideologis, Islam selalu menampilkan dirinya dalam wajah religius yang damai dan toleran ala Islam periode Mekah....

Di Indonesia kita sangat beruntung... Sekalipun mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, namun pendiri bangsa ini telah menutup peluang penerapan syariah Islam dalam bernegara dengan menolak Piagam Jakarta. Dengan demikian gagasan Islam ideologis tidak banyak berkembang di negeri ini. Sepanjang sejarah berdirinya negeri ini, partai Islam belum pernah menjadi pemenang PEMILU. Itu sebabnya wajah Islam di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan sebagai wajah Islam yang relatif damai dan ramah. Setidaknya dibandingkan dengan Islam di Timur Tengah...

Banyak umat Islam yang umumnya tidak mendalami ajaran Islam mengira Islam periode Mekah adalah Islam yang sesungguhnya sehingga merekapun dengan tulus beranggapan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kebaikan, kedamaian, dan bersikap toleran terhadap agama lain. Wajah Islam inilah yang kemudian diklaim oleh para politisi atau para apologis Islam sebagai wajah Islam yang sesungguhnya.

Tapi mereka yang mengerti Islam tahu bahwa berdasarkan fakta sejarah, Islam periode Mekah yang damai dan toleran adalah Islam pecundang yang gagal total. Bahkan kaum pagan penyembah berhala tidak tertarik untuk mengikuti agama baru ini meski yang menyebarkannya adalah Muhamad, nabi dan pengajar Islam terbaik. Jika Muhamad sendiri sudah gagal menyebarkan Islam dengan cara ini, pengikutnya juga tidak mungkin berhasil.

Maka dibalik setiap upaya penerapan Islam periode Mekah yang tanpak damai, selalu tersembunyi keinginan yang tak pernah padam untuk menerapkan Islam periode Madinah, yaitu Islam ideologis yang dominatif, haus kekuasaan dan sarat kekerasan..

Islam Madinah adalah wajah Islam sesungguhnya yang menjadi acuan bagi keberhasilan peradaban Islam. Seperti itulah bentuk final model peradaban Islam....

Kaum muslim yang memahami agamanya pasti akan menerapkan Islam Madinah jika keadaan memungkinkan... Ketika muslim berbicara tentang masyarakat madani, peradaban Islam Madinah inilah yang mereka maksudkan.

Dengan demikian Islam ideologis yang sarat semangat jihad adalah panggilan di dalam agama Islam yang sulit dihindari oleh mereka yang sudah memahami keislamannya! Inilah sumber munculnya terorisme yang akan selalu ada selama Islam ada!

Ini menjelaskan mengapa banyak sekali muslim yang sebelumnya baik dan toleran terhadap agama lain tiba-tiba berubah menjadi fanatik dan ideologis, bahkan siap berjihad SETELAH mereka mulai aktif mempelajari Islam secara mendalam. Entah itu di pesantren tertentu atau melalui berbagai pengajian yang dibimbing oleh ustad-ustad tertentu!

Jadi salah besar jika kita mengatakan bahwa mereka yang terlibat dengan gerakan jihad adalah orang-orang yang tidak memahami Islam. Umumnya mereka justru memahami Islam lebih baik dari kebanyakan muslim yang hidup damai dan toleran!

Sekarang, mari kita bandingkan dengan kristianitas!

Seperti juga Islam yang terbentuk dalam periode Mekah dan Madinah, kekristenan dibentuk dalam dua periode: Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tapi urutannya bertolak belakang dengan Islam... Unsur-unsur yang mengandung kekerasan seperti kisah-kisah peperangan dan juga hukuman mati bagi dosa-dosa tertentu, ada di Perjanjian Lama. Sebaliknya dalam ajaran Perjanjian Baru, ajaran yang penuh kasih dan semangat pengampunan menjadi sangat dominan.

Ini tergambar dengan jelas dalam Injil ketika orang-orang Yahudi membawa seorang pezinah ke hadapan Yesus. Menurut Hukum Taurat, perempuan pezinah harus dihukum mati dengan dilempari batu. Kepada mereka Yesus mengatakan, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Dengan jawaban ini orang-orang Yahudi kehilangan alasan untuk menghukum perempuan itu dan merekapun pergi. Kepada perempuan tersebut Yesus berkata, "Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Tanpa membatalkan atau meng-abrogasi Hukum Taurat, Yesus memberikan solusi lain yang lebih baik: pengampunan dan belas kasih. Semangat Perjanjian Baru seperti inilah yang menjadi bentuk final dari kristianitas dan diajarkan pada semua manusia!

Selain itu kekristenan disebarkan bukan sebagai ideologi yang perlu propaganda dan pemaksaan, tapi melalui pengajaran dan teladan, "...pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku... " (Mat.28:19) demikianlah sabda Yesus.

Bahkan ketika menghadapi penolakan, penggunaan kekerasan dan pemaksaan tetap bukan pilihan. Kata Yesus: "... kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang ada di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." (Mat.6:11) 

Itu karena tujuan dari kekristenan bukanlah mendominasi dunia dan memperbudak manusia dengan mengatasnamakan ketaatan pada Allah, tapi untuk membebaskan manusia dari dosa sehingga kemanusiaan kita dapat menjadi ekspresi kemuliaan Tuhan.

Perlu dicatat bahwa kemuliaan Tuhan hanya bisa diekspresikan dengan sempurna dalam kebebasan manusia sebagai anak-anak-Nya, bukan dalam ketaatan seperti budak yang melakukan segala perintah karena takut hukuman.

Disini kita bisa melihat perbedaannya kontras sekali: 

Islam bertujuan mendominasi dunia dan memperbudak kemanusiaan, sementara kekristenan justru membebaskan kemanusiaan agar menjadi ekspresi kemuliaan Tuhan!

Dalam Islam, penggunaan kekerasan adalah pilihan untuk mencapai tujuan, sedangkan dalam kekristenan tujuan itu dicapai melalui teladan dan pengajaran bukan melalui pemaksaan, apalagi kekerasan.

Dengan perbedaan yang bagaikan langit dan bumi ini sebenarnya kita sudah bisa melihat manakah agama yang berasal dari Tuhan dan manakah yang bukan.

Islam bisa diibaratkan seperti makanan enak yang tampak menggiurkan dan menarik selera tapi di dalamnya terdapat racun mematikan. Jika seseorang hanya makan apa yang ada di permukaan tentunya tidak masalah. Ia bisa menjadi muslim yang baik dan ramah terhadap sesamanya. Tapi ketika ia terus menikmatinya dan tanpa sadar sampai pada bagian yang berracun di dalamnya, disitulah mulai timbul masalah. Ajaran-ajaran Islam yang sarat dengan semangat ideologis, kekerasan dan sikap intoleran mulai menjadi bagian dari hidupnya.

Islam juga bisa diibaratkan seperti serigala berbulu domba. Islam yang sering ditampilkan di permukaan adalah Islam dengan bulu domba yang mengajarkan kebaikan, damai, dan seolah punya semangat toleransi: bagimu agamamu - bagiku agamaku. Tapi di balik semua itu tersembunyi nafsu serigala Islam ideologis yang siap menerkam dan mendominasi dunia dengan segala cara kapanpun kesempatan itu ada, termasuk dengan kekerasan dan terorisme jika perlu.

Satu hal yang dapat disimpulkan: Islam sejak awal memang dirancang untuk menipu dan mencelakakan manusia....

Jadi apakah Islam agama damai? Ya, tapi itu cuma kulitnya. Islam yang sesungguhnya adalah ideologi totaliter yang agresif dan sama sekali jauh dari kedamaian!

Ketika para politisi dan para apologis Islam berbicara tentang Islam periode Mekah yang tampak di permukaan, para teroris dan ulama-ulama radikal berbicara soal Islam periode Madinah, yaitu jati diri Islam yang sesungguhnya!

Dua-duanya memang benar, tapi sekarang kita tahu Islam yang mana yang mereka maksudkan!

Video: Islam Dan Terorisme (mengenang INTAN OLIVIA, korban bom Samarinda)

eo

Apa yang terjadi pada Intan Olivia masih bisa terjadi lagi.
Akar teror itu masih akan ada selama Islam ada. Mereka bisa melakukan yang lebih buruk dari ini.

Berikut video tetang 9/11, aksi terorisme ISLAM paling dikenang sepanjang jaman: