Video: Islam Dan Akal Sehat #8 - Akar Kekerasan Dalam Shalat

5:24 AM Ki Sabda Palon 7 Komentar



Transkrip:


Dalam video ke delapan ini saya akan memperdalam lebih lanjut persoalan yang sudah diangkat dalam video ke tujuh, yaitu kesalahan fatal dalam rumusan shalat dan berbagai konsekuensinya!

Dalam video ke 7 saya menjelaskan bahwa di dalam rumusan shalat terdapat semangat penghakiman terhadap golongan lain. Karena Tuhan tidak akan mendengarkan doa orang yang menghakimi sesama di hadapan-Nya maka shalat yang dipraktekkan oleh 1.5 milyar umat muslim di dunia saat ini adalah sebuah ritual ibadah yang sia-sia!

Mungkin sebagian muslim menolak pernyataan ini dan mengatakan di dalam shalat mereka sama sekali tidak menghakimi golongan lain...

Tapi itu pembelaan yang sia-sia... 

Sama seperti ketika menghadapi pernyataan soal Muhamad yang pedofil, banyak muslim yang membantah dengan berbagai argumen... Tapi apapun argumen mereka, itu tidak bisa menghapus fakta bahwa Muhamad memang mengawini Aisha saat anak itu masih berusia 6 tahun dan menidurinya sebagai suami-istri saat Aisha berusia 9 tahun!

Demikian juga dengan shalat. Bantahan mereka tidak bisa mengubah fakta bahwa dalam shalat memang terdapat rumusan yang bersifat menghakimi golongan lain.

Mari kita periksa....

Apakah dalam shalat muslim menyebut golongan lain?

Ya, dalam doa iftitah terdapat dikotomi: golongan Islam dan kaum musyrik. Juga dalam Al Fatihah disebutkan soal kaum yang dimurkai Tuhan (Yahudi) dan kaum yang sesat (Kristen)! Maka jelas dalam shalatnya muslim menyebut golongan lain!

Lalu dalam konteks apakah muslim menyebut golongan-golongan lain itu? Apakah untuk berdamai dengan mereka? Atau untuk mendoakan dan meminta berkat bagi mereka?

Sama sekali bukan!

Golongan lain disebut dalam konteks diskriminasi antara golongan muslim yang dibenarkan dan golongan non-muslim yang dipersalahkan.

SUKA ATAU TIDAK SUKA... INI ADALAH SEBUAH BENTUK PENGHAKIMAN DI HADAPAN TUHAN!

Doa dalam shalat kurang lebih sama dengan semangat doa orang Farisi yang diceritakan oleh Yesus!!!!

Bagaimanapun muslim mencoba membantah ini, tidak akan dapat menghilangkan fakta adanya semangat penghakiman yang begitu jelas dalam rumusan shalat!

Bandingkan ini dengan doa pemungut cukai yang menghadap Tuhan dengan merendahkan diri dan berdoa seperti ini, "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa!"

Perbedaannya sangat kontras!

Pemungut cukai dalam perumpamaan Injil sama sekali TIDAK menyebut golongan lain manapun. Ia hanya datang menghadap Tuhan sebagai orang berdosa yang membutuhkan belas kasih Tuhan. Titik!

Dalam perumpamaan Injil tersebut konklusinya jelas... Tuhan tidak mendengarkan doa orang Farisi dan sebaliknya Dia mendengarkan doa sederhana si pemungut cukai!

Berdasarkan ini maka saya dapat mengatakan bahwa shalat yang dilakukan muslim TIDAK AKAN DIDENGARKAN TUHAN!

Lalu bagaimana mungkin shalat yang diajarkan Muhamad dan dipraktekkan selama berabad-abad dapat memiliki kesalahan fatal seperti ini?

Jawabannya: Muhamad, nabi terbesar umat Islam, sama sekali tidak mengenal Tuhan! Muhamad tidak tahu bahwa Tuhan mengasihi semua orang, baik orang benar maupun orang berdosa. Muhamad tidak tahu bahwa justru bagi orang berdosa Tuhan datang ke dunia dan rela mati di kayu salib!

Muhamad mengira bahwa Tuhan hanya mengasihi kaum muslim dan membenci non-muslim. Itu sebabnya dia berdoa dengan semangat penghakiman dan mengajarkannya demikian kepada semua pengikutnya!

Semoga dengan penjelasan ini saudara-saudaraku kaum muslim dapat memahami kesalahan FATAL dalam rumusan shalat yang susah payah mereka lakukan 5 kali sehari selama bertahun-tahun!

Berikut ini saya akan menambahkan masalah penting yang belum saya angkat dalam video #7. Ini akan membantu kita memahami bahwa shalat bukan hanya ritual ibadah yang sia-sia, tapi lebih dari itu shalat juga sangat berbahaya!

Untuk membantu memahami ini saya akan membacakan sebuah kutipan perkataan Yesus dalam Injil:

"Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu...." (Mat.5:23-24)

Dalam ayat ini Yesus mengajarkan kita untuk datang menghadap Tuhan dalam semangat damai dan rekonsiliasi, bukan dengan menyimpan semangat permusuhan! Itulah yang dikehendaki-Nya...

Mengapa demikian?

Berdoa bukan sekedar kewajiban untuk menjalin komunikasi dengan Tuhan, berdoa juga berfungsi untuk membangun dan menata kembali kemanusiaan kita....

Dan langkah pertama untuk membangun kemanusiaan kita adalah dengan mengadakan rekonsiliasi.. Baik dengan Tuhan maupun dengan sesama. Maka dalam doa Bapa Kami kita mengatakan demikian, "..ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami..."

Jika semangat rekonsiliasi membangun kemanusiaan kita, sebaliknya semangat permusuhan yang dibawa ke dalam doa dapat merusak kemanusiaan kita! Itu sebabnya Tuhan menghendaki kita berdamai lebih dulu sebelum mempersembahkan persembahan di depan mezbah!

Nah, bagaimanakah dengan shalat dalam konteks ini?

Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, dalam shalat terdapat semangat penghakiman terhadap golongan non-muslim. Ini rumusan yang sudah baku dan tidak bisa diubah!

Dengan demikian melalui shalat yang dilakukannya, muslim terus memupuk semangat perbedaan antara 'kami dan mereka', antara 'muslim dan non-muslim'....

Ini jelas bukan semangat rekonsiliasi dan damai tapi kebencian dan permusuhan!

Dengan demikian melalui shalat yang dilakukannya seorang muslim tidak membangun kemanusiaannya tapi sebaliknya malah merusaknya! Semakin taat dan rajin seorang muslim melakukan shalat semakin rusak pula kemanusiaannya akibat semangat kebencian terhadap golongan lain yang terus-menerus dipupuk!

Bayangkan.... shalat dengan semangat diskriminatif dan permusuhan ini dilakukan muslim sebanyak lima kali sehari selama bertahun-tahun.... Kemanusiaan mereka pasti akan rusak parah oleh semangat kebencian terhadap golongan lain yang tanpa sadar terus ditanam dan dipelihara selama bertahun-tahun! 

Bahkan karena dalam shalat secara spesifik disebutkan golongan Yahudi (kaum yang dimurkai Allah) dan golongan Kristen (kaum yang tersesat), kita tahu dari mana sumber kebencian muslim yang mendarah-daging terhadap orang-orang Yahudi dan Kristen!

Ini sebuah bom waktu yang siap meledak setiap saat! Persoalan sekecil apapun bisa jadi pemicu seorang muslim untuk melakukan aksi jihad terhadap golongan lain, terutama Yahudi dan Kristen!

Mungkin ada yang menyanggah ini dengan fakta bahwa sebagian besar muslim adalah orang-orang yang baik dan bersikap toleran, hanya sebagian kecil saja punya kecenderungan radikal. Bisa jadi memang demikian, tapi itu lebih karena sebagian besar muslim memang tidak taat dalam menjalankan kewajibannya atau mereka menjalankan shalat tanpa memahami artinya. Kalau mereka memahami arti doa-doanya, cepat atau lambat mereka akan menjadi muslim yang siap melakukan jihad!

Dengan memahami ini kita semakin tahu bahwa sumber dari semangat terorisme dan jihad bukan hanya dari ayat-ayat Alquran yang turun di periode Madinah atau dari kotbah-kotbah penuh hasutan yang dilakukan para ulama radikal, tapi juga dari shalat yang wajib dilakukan setiap muslim sebanyak lima kali sehari!

Jadi...akar kekerasan dan terorisme dalam Islam ternyata jauh lebih besar dan lebih parah dari apa yang diduga banyak orang selama ini!

Ini problem besar bagi upaya dunia dalam memerangi terorisme! 

Melakukan re-interpretasi Alquran dengan maksud menetralisir ayat-ayat pedang periode Madinah tidak lagi cukup. Demikian juga upaya untuk mengawasi ulama-ulama dan tokoh-tokoh radikal!

Upaya reformasi terhadap ibadah shalat mutlak harus dilakukan karena justru melalui shalat inilah semangat kebencian terhadap golongan lain ditanamkan ke dalam jiwa-jiwa muslim setiap hari!

Tapi bisakah shalat direformasi?
Jawabannya: TIDAK MUNGKIN!

Maka satu-satunya cara yang tersisa adalah dengan mengajak semua muslim yang masih dapat menggunakan akal sehat, masih memiliki hati nurani, dan masih menghargai kemanusiaannya untuk segera meninggalkan Islam selagi masih ada kesempatan... Islam bukanlah agama yang berasal dari Tuhan... Islam adalah kultus kekerasan yang berasal dari si jahat! Dari buah-buahnya kita bisa mengetahui hal ini!

Saudara-saudaraku kaum muslim... tinggalkan Islam dan bukalah hatimu bagi Kristus, Ia adalah Tuhan yang mengasihi semua orang dan tidak membeda-bedakan siapapun. Dalam Dialah jiwa kalian akan menemukan kedamaian sejati dan keselamatan abadi...

7 komentar:

el thaareq said...

maaf saya masih belum paham, lafal/ bacaan/ doa yang mana yang menyatakan secara jelas diskriminasi terhadap golongan lain?

roni said...

Yg nulis faham banget posisinya dimana ya...semoga para minoritas lebih menghargai mayoritas...biar aman dari dakwa an...

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

Contoh kesombongan dan intimidasi halus..ngk heran sih setali tiga uang dengan cara hidup si nabi palsu mamad waktu nyebarin islam stlah mersa kuat, sura2 yg di bikin di medinah...ckckck

Unknown said...

Hapalan wajib setiap sholat 5 waktu yaitu surah al-fatiha yg diucapkan berulangkali jdi kyk metode brain wash. Baca sura al-fatiha ayat 7 dan bca tafsirnya versi depag RI yhgjelas mendiskreditkan non muslim trutama jelas ditulis kristen..jgn bohong, pura2 ngk tahu lah..mo taqiya yah..������

This comment has been removed by the author.
musa said...

Channel spt crusader, christian prince tidak bagus untuk hubungan antar umat beragama khususnya islam dan kristen. Ngga ada channel ini saja sd bnyk kristen dibenci dikafir kafirkan.Sy Kristen banyak sahabat Muslim baik baik-dan pernah mengalami orang seiman menzalimi saya ,pernah juga wanita muslimah mencintai saya tp tidak jadi karena beda keyakinan. Jangan usik iman orang lain, mereka saja menghargai perbedaan," Bagimu agamamu bagi kami agama kami" mereka percaya orang masuk islam dapat hidayah, kristen percaya orang percaya Yesus karena kuasa Roh kudus. Hiduplah berdampingan dengan damai dan tidak saling menyakiti